Minggu, 23 Desember 2012

Buat Reno, Sahabatku.. tetaplah berdiri di sana..


Ini cerita yang sebenarnya,
Di tengah malam buta seorang teman lama mendatangi kostku, dengan nada tersendu sedan.. ada apa Reno?..
Seorang gadis cantik, baik, kaya yang sering melenggang bersamanya meninggalkan Reno untuk menikah dengan pria lain… hah? Kenapa Ivets pergi? Kenapa Ivets berpikir lain? Kenapa? Kenapa? Kenapa Ivets berubah?...

Aku mengenalnya dua tahun yang lalu, setahun lebih lama dari dari Reno,…
Dia baru keluar dari sebuah misa dihari minggu… berkulit putih, berpakain sangat sesuai dan menunjukkan selera yang terjaga, senyum penuh kehangatan..
“Ivets”,, katanya sambil menjulurkan tangan salam perkenalan,, ketika aku menghampirinya dan bertanya apakah dia anak baru di gereja kami…

Suatu haripula kami bersahabat, ceritanya cerita yang sederhana, cita-citanya, keinginan yang dapat dijangkau semua orang… kalau kelak aku menikah rasanya tidak mengapa kalau aku hanya jadi ibu rumah tangga seperti kakak-kakakku lainya,… kerja, kenal seseorang, menikah, memiliki anak, dan berdiam dirumah bersama anak-anak… kadang setiap pulang dari rumahnya, selalu ada keinginan bisakah aku menikahinya suatu hari?... Tapi aku tidak seberani itu…,, aku sangat tidak sepadan dengannya… keluargaku dari keluarga biasa saja, pekerjaan dan karierku tidak cukup cemerlang, umurku tidak muda lagi kalau hanya untuk berpacaran, dan ini dan itu… semuanya melengkapi ketakutan untuk bisa bersamanya… ak menyebutnya sebagai realistis.. hehe

Dan ketika disuatu minggu aku mengunjunginya bersama Reno, sahabatku,, cerita menjadi lain,,, Reno bukanlah seorang anak kaya seperti Ivets, dia juga mempunyai karier yang pas-pasan persis denganku, dan usianyapun tak muda lagi… Tapi itulah Reno, penuh simpati, pembawa suasana, dan penuh kepercayaan diri dengan kecerdasan diatas laki-laki biasa…
Dan itu awalnya ketika suatu hari di Bulan Oktober 2011 yang basah sebasah basahnya , aku dikunjungi oleh dua sahabatku yang telah mendeklarasikan bahwa mereka telah jalan bersama… ak bahagia bercampur masam hehe,, tapi masih terasa sedikit manis bila ingat banyak yang aku tak punya dan tak siap…

Tapi setahun telah berlalu, ketika Ivets mengundangku untuk makan siang bersama,.. Ivets bukanlah gadis yang dulu ketika baru melangkah keluar dari kampusnya… Dia telah bekerja disebuah perusahaan besar yang letaknya persis didepan kantorku,, Ivets mulai cerita tentang  karier plan nya yang cukup terbuka luas, tentang fasilitas, tentang masa depan yang bernama tantangan..  Dia juga mulai bercerita tentang umurnya yang masih muda dibanding teman-temannya dikantor yang berada di bawahnya,, dan juga kekagumannya terhadap top manager dikantornya yang memilki karier sangat cemerlang,,
Entahlah, sepulang makan siang itu, pikiranku jadi agak aneh,, ada rasa sukurku dan kekuatiran tentang sesuatu yang tidak begitu jelas…

Dan aku harus bilang apa dengan cerita Reno malam itu,,
Dia meninggalkanku Ben!!, Dia memutuskan untuk menikah dengan pria lain yang lebih mapan… dia tidak mau berhenti bekerja hanya gara-gara ingin menikah denganku,, dia mengatakan kalau aku pensiun maka kehidupan akan menjadi tidak jelas karena karierku biasa-biasa saja, dia juga bilang aku terlalu tua untuknya, sementara pria yang baru dia kenal setara dengannya dan punya karier yang lebih terbuka luas karena kesempatan rentang waktu yang lebih panjang dariku dan bila dipadukan akan bisa melengkapi lebih daripada kami berdua… Dia berubahhh Bennn, Ivets berubah…. Dia tega pergi begitu saja, dia tidak ambil pusing dengan perasaanku…

Aku harus jawab apa coba,,
Aku kenal Reno ketika sama-sama masuk di sebuah SMA yang sangat kami kagumi sampai saat ini.. Reno sahabat yang baik, perhatian, gentlemen, dan sangat melindungi… Itupula yang sering diceritakan Ivets, betapa dia bersyukur aku mengenalkan pria yang selalu dia cari selama ini…. Tapi apa??
Waktu merubah segalanya…
Ivets mulai mengenal sesuatu yang sangat berharga baginya, sesuatu bernama kemungkinan kemungkinan…
Cinta tidak menjamin apa-apa..
Cinta bukanlah hal yang utama
Cinta kadang bersaing dengan prestige
Cinta saja tidak cukup…

Aku cukup sedih, dua sahabatku tidak lagi bersama,
Aku sedih karena ternyata waktu bisa merubah semuanya..
Kadang Kebaikan-kebaikan tidak berarti apa-apa dibanding kemungkinan kemungkinan yang ada didepan…

Baiklah, aku hanya ingin bercerita tentang dua sahabat yang akhirnya terpisah…
Seandainya waktu bisa mundur,, banyak pertanyaan yang kuajukan tapi entah siapa yang harus menjawab…
“Kenapa Reno tidak cepat mengajaknya menikah disaat itu ketika Ivets belum berubah?”
Apakah bencana hanya tinggal menunggu waktu saja, apapun kejadiannya…
Apakah aku perlu bersyukur tidak jadi untuk mengejar Ivets…
Itu hanya nasib Reno yang kurang beruntung…

Tiba-tiba ketika ingin mengakhiri tulisan ini, sebuah iklan muncul dan bilang,, apapun yang terjadi, aku hanya percaya pada kekuatan cinta…
Cinta tidak bisa dipaksakan… Reno sahabatku, janganlah menyesal, Ivets pun akan berpikir suatu hari betapa ketika dia telah mendapatkan semuanya, dia juga kehilangan dan tidak mendapatkan semua kebaikan yang ada padamu..
Kamu salah satu orang baik yang pernah kutemukan, waktu akan menyembuhkan lukamu, dan percayalah, seseorang didepan sana telah disiapkan oleh Nya, dan kelak kau akan bersyukur karena dia lebih tepat untukmu.. tetaplah seperti ini,, jangan mengejar kariermu hanya karena Ivets, semuanya harus disukuri…. Kita sering mendapatkan sesuatu tanpa sadar kita kehilangan yang lebih berharga…
Selamat malam Reno, selamat malam Ivets… semoga kita masih bertemu diwaktu yang lain..


(Tulisan ini dibuat untuk mengenang teman, sahabat, saudara yang pernah bertemu di bulan ini dan menghilang ditengah badai waktu nan kejam... setidaknya bila dia megingatku maka dia akan merenungkannya bahwa semua tidak sia-sia,... baik-baiklah Kau disana, sampai waktunya tiba...

Namanya Reno, aku memanggilnya demikian sejak 10 tahun yang lalu, teman dipersinggahan Fort Numbay nama lain dari Jayapura.. Teman lelaki yang sangat mengerti akan persahabatan.. Hari itu hampir malam dan aku tetap tidak tahu jalan pulang ke daerah trans B, sebuah perkampungan penduduk pendatang.. jangankan mengingat jalannya, melihat terang saja sangat sulit, dan yang ada hanya teriakan-teriakanku yang mulai serak dan penuh kepanikan... temanku hanya sebilah pisau panjang yang telah menemaniku kemana mana...
Itu hari Sabtu biasa saat aku menghabiskan waktu untuk berburu babi hutan bersama penduduk kampung dan dengan Reno, sahabatku yang kukenal 2 tahun sebelumnya,, rumah kami berdekatan dan kami mempunyai kasus yang sama, tanpa saudara, tanpa teman, tanpa cinta, dan tanpa harapan... 
Entah kenapa hari itu membuahkan kenekatan yang konyol, aku berlari-lari dengan semangat mengejar kawanan babi hutan yang ada didepan mata, dan membawaku terlalu jauh untuk dapat menemukan jalan pulang... Dan aku bersyukur Reno tetap mencariku sampai akhirnya menemukanku terduduk tanpa tenaga lagi,... Reno, kau menemukanku,, kataku lirih.)

Selasa, 13 Desember 2011

Kita di Asia kan?


Sebenarnya saya tidak akan membahas buku karangan Kishore Mahbubani, dosen dan Profesor Praktik Kebijakan Publik pada Kebijakan Publik Lee Kuan Yew School, Universitas Nasional Singapura, berjudul Asia Hemisfer Baru Dunia. Tapi tiba-tiba ditengan halam buku ada yang merasuk pikiran saya dan membuat saya bangga hidup di Asia, walau sering galau mendapati negeri kita tetap carut marut ditengah-tengah negara asia lain yang terus maju.. Tapi setidaknya saya terhibur ketika pasar modal runtuh dipenghujung tahun ini, Indonesia tetaplah negara dengan pertumbuhan tertinggi di Asean... dan terus setara dengan China dan India. Apalagi mendapati isue baru seperti Sondang yang buat saya miris... awal yang buruk di akhir tahun dalam sejarah kita... Tapi lihatlah negara-negara barat yang mulai runtuh satu persatu dinasti ekonominya, dan yang lebih parah mereka tidak kompak lagi menghadapinya... sementara kita tidak terlalu merasakannya, bahkan di kantorpun saya bingung tidak ada yang tahu tentang Papandrou yang sekarat tapi tetap berkeras tentang referendum di Yunani,,, tentang Ben Bernakle yang sedang di uji dan mulai dibandingkan dengan Greenspan...


Saya hanya ingin mengatakan saya hidup di Asia, saya tinggal di Indonesia... trus kenapa? Saya melihat perpektif asia lebih dapat mengatasi tantangan-tantangan global dan saya melihat miliaran penduduk Asia sedang berderap menuju modernitas (Manrching to Modernity)... Kita hidup di benua yang lebih flexible yang lebih murah untuk menangkap perubahan-perubahan yang ada... dan tidak ada free rider didalam kemajuan derap kemajuan ekonomi dan teknologi di Asia...
Saya mulai optimis hidup di negara bernama Indonesia yang terletak di Benua Asia.. mau untuk maju, mau untuk berkembang, mau untuk menyalip barat... bagaimana anda? Mau?
Mungkin ada baiknya anda membaca lengkap salah satu karya Kishore yang cukup jernih dengan logika yang cukup baik tentang abad 21, abad milik Asia... semoga...

Senin, 07 November 2011

When I’m happy look my mum at hum..

Suatu hari berjalan menuju Incheon city melalui Subway dari Icheon merupakan petaka hati tersendiri… Saya berharap mencapainya sebelum jam menunjukkan jam 11 malam ketika kereta terakhir lewat… sayang rasanya saya terlalu banyak minum aqua disebuah warung pinggir jalan yg menjual Taebugi, sebuah percampuran antara saos yang teramat pedas dan rasa gurih yang seksi sekali… Jadilah saya mesti mencari toilet diujung persimpangan di stasiun Sigurkki… bersih sekali tempatnya, dengan aroma wangi yang jarang tercium di toilet kantor saya sekalipun… Itsn’t reasonable that I must prepare from home … da ya? Huh… But it’s the start when I look something …

Ibu itu berumur 65-an, seumuran dengan my mum yg mungkin sedang nyenyak dengan bantal gulingnya bersama mimpinya yg selalu diutarakannya ke anak2nya yg datang mengunjunginya…. I always hear you, mum… tapi malam ini ak melihat Ibu yang lain, Ibu yang letih, seharian membersihkan kamar mandi… but tapi saya tidak salah melihatnya tadi…. Saya masuk ke toilet Pria!!!! Dan saya masih seorang pria!!!!!... Oh my God… saya langsung lemas memikirkan itu dan berupaya mengingat mimpi saya yang lain yg bisa membuat mum bahagia…

Saya diantara kebingungan,, apakah ini hal yang benar yang seharusnya terjadi atau saya hanya dihantui rasa kasian.. Kalau saya pikirkan lagi rasanya berumur 65 tahun adalah umur yang masih bisa produktif… Bukankah kita bisa akan lebih awet muda baik secara phisik maupun dari daya ingat apabila kita terus bekerja dan berpikir… Daripada kita menikmatinya dengan hidup sebagai seorang pensiunan yang mengambil pensiun terjadwal setiap bulannya, menjemukan dan menjadi hari yang cukup panjang… Saya hanya berpikir, tidak adakah pekerjaan lain yang bisa diperbuat selain pekerjaan seperti itu dan semalam itu…

Saya ingat terakhir melihat Ibu saya yang telah renta ketika saya datang kerumahnya sedang membersihkan halaman rumah dari dedauanan yang jatuh berserakan sambil sering berhenti sebentar merasakan encoknya yang kumat kumatan…. Itu membuat saya merasa bahagia, dia masih dapat bekerja atas nama kebebasan yang diinginkan di sebuah negara yang semerawut dan jaminan sosial yang masih jauh dari sempurna… I luv u Mum…

Jumat, 04 November 2011

catatan Akhir Minggu

Enam bulan ini mungkin enam bulan yang aneh, semua kehidupan saya mungkin seperti Mr. Dahlan meski hasilnya seperseratus dari beliau hahahaha... berangkat jam 06.30 dan pulang 19.00... Mengejar apakah saya dengan seperti itu... angka angka yang gemilang tidak bisa menjadi ukuran saya bahagia... prestasi bagus tidak menjadikan saya melambung tinggi...
Beberapa hari terakhir saya bertemu ritme, bertemu kegalauan, tantangan dan teman-teman yang mengejar target... tapi apakah semua itu mimpi semu... Pernah saya ingat dalam 3 tahun berturut-turut bisa mencapai kredit dengan tingkat kemacetan 0,00 % dan ekspansi selalu diatas 150% dan cukup mendapatkan nilai baik dan gengsi dari pekerjaan yang ada... di sebuah rapat rutin bulanan mungkin mendapatkan aplaus.. tapi sepulang kerja saya lebih senang membaca Sandiago Uno sedang menikmati marathon 10 K di Sydney... dan selalu memantau perkembangan nilai usahanya yang menjadi besar karena suatu credo yang singkat "kerjo, kerjo, dan kerjo... hasil yang setara... Anak muda 41 tahun itu mempunyai asset terbesar kesembilan di republik ini... apakah saya mengejar materi... waittt... sebenarnya sedari kecil saya hanya mengetahui satu hal bahwa kerja bagus membuahkan hasil yang setara...
Hidup adalah sebuah pilihan ... pilihan yang terlihat baik bisa saja menghasilkan hasil yang setara, tapi bukan mustahil sebaliknya... adakah hubungannya dengan nasib yang mungkin bisa diramal sewaktu waktu dipinggiran jalan kecil disebuah tempat dimana menjadi ramai dan membuat saya tersenyum... seorang teman mengatakan kepada saya untuk tidak sering sering mencuci mobil sendiri karena pengaruh sabunnya bisa membuat garis tangan kita berubah sehingga mungkin nasib kita berubah pula.... hahahaha.. Tahukan anda bahwa semasa SMA saya sering melihat iklan di majalah Tempo dimana sebuah klinik di Jakarta bisa merubah garis tangan kita secara manual dan diharapkan nasib kitapun bisa berubah baik... haha, ini iklan yang sungguh membahagiakan dikala senggang dan buat tersenyum sendiri...
Saya pikir apa yang saya rasakan sebenernya tidak terlalu benar dan agak sentimentil... Tuhan telah memberikan beberapa pilihan, yang bisa dijalani maupun yang tidak... dan kita bisa membuat bahagia dengan semua pilihan tersebut... kenapa tidak?
Liburan panjang disaat cuti, menikmati matahari tenggelam di pantai Kuta, menikmati batu dari puncak tertinggi Panderman... dan reuni kecil dengan teman-teman semasa kuliah... membuahkan sensasi diluar rutinitas yang menjemukan... waittt... Doa membuat kita juga hidup dengan lebih bersyukur...
Bersyukur tidak menjadi seorang sandiago karena tidak memikirkan hutang, permasalahan perusahaan dan tetek bengeknya... bisa jalan-jalan di mall mall kota tanpa diketahui kita siapa... menarik bukan...
Rasanya rasa syukur menjadi kata terakhir kita untuk bisa bahagia dengan pilihan yang terjadi dikehidupan kita... loh kok terjadi? ya karena belum tentu kita semua dulu memilih jalan yang saat ini ada dikehidupan kita...
Bahagia bisa berarti kesederhanaan, pertemuan hati yang merasa bersama, rasa bersyukur atas semua yang terjadi... dan saya terkaget ketika Tolstoy menuliskan judul novel yang selalu saya ingat, Tuhan Maha tahu, tapi Dia menunggu... sebuah pilihan...
Semoga akhir pekan saya tetap indah... semangattt

Senin, 24 Oktober 2011

Catatan Seminggu Kemarin..

Seminggu kemarin bukan merupakan catatan yang menyenangkan bagi saya yang suka berita,, menyedihkan, memuakkan dan cenderung masam rasanya…

Dimulai dari tewasnya Khadafi yang keterlaluan,, saya tidak pernah menerima bahwa orang yang sudah menyerah harus tetap dibunuh, keji,,, dan sangat keji sekali… betapapun jahatnya orang yang tebunuh…. Saya ingat seorang ketua Real Estat Indonesia yang pernah bersedih luar biasa bercerita tentang adiknya yang meninggal, dibunuh oleh separatis OPM di Port Numabay (sebutan yang saya lebih sukai dibanding Jayapura).. Dia bercerita seekor beruang tidak akan membunuh lawannya apabila telah menyerah dan tahluk (saya tidak tahu apakah dia juga ahli binatang?).. Sangat tidak menyenangkan dan saya mengatakannya the drama, seorang besar seperti itu harus terbunuh oleh rakyatnya sendiri… dibelakang kepentingan minyak yang sangat besar… sadarkah mereka?..



Sehabis pulang mendapatkan pencerahan dari ahli marketing di sebuah hotel, secepatnya saya pulang untuk mengetahui kabar Moto GP… berharap sedikit ada yang menghibur saya… kemungkinan ada kemajuan desmosedici yang ditunggangi Rossi… bah malah kabar sebaliknya.. orang aneh satu itu malah tewas sangat mengenaskan.. RIP Marco Simoncelli… padahal menurut saya dia orang yang bisa mengobati dunia untuk melihat bukan hanya sekadar balapan,, tapi style, character berbeda dan keanehan yang menyenangkan… semuanya setelah Rossi kelelahan menunggangi ducati yang tidak berkutik samasekali… catatan saya hanya menunjukkan ada yang tidak beres dengan cara menyalip seperti itu… segila apapun Simoncelli… semoga seminggu ini terjawab semuanya,,,


Kedukaan kumulatif seperti itu mengobati kejengkelan saya melihat pemerintahan sekarang yang sudah tidak bisa dikomentari lagi,,, kesabaran adalah obat mujarab untuk setia menunggu matahari terbit di tahun 2014… bukan sekarang… beruntung sekarang saya mempunyai 48 chanel yang bisa melewati berita berita lokal dan lebih asyik dengan animal planet hehe.. dan juga pagi ini,, saya masih beruntung sebelum berangkat kerja meskipun hanya 15 menit sempat melihat seorang Dahlan Iskan.. satu-satunya orang di kabinet yang saya anggap mampu dan berkharakter…


Kegembiraan saya lainnya adalah terlibasnya MU 1-6 oleh The City,,, hahaha cukup menghibur, ditambah Real Madrid mampu melibas Malaga 4-0 dan berada di puncak,, yeahhhhhh… hebat Mao,, kalo punya uang banyak sebenarnya saya ingin menggajinya lebih besar untuk menjadi Presiden Indonesia hahahaha... Keren, percaya diri, penuh strategi, dan ga peduli kata orang… mau ga ya rakyat Indonesia urunan untuk membujuknya biar mau…. Plizzzz Mao


Minggu ini seminggu yang aneh,,, terasa menyesakkan meski hujan turun… turun tidak terlalu lebat dan saya hanya menemuinya setelah usai… harapan dan keniscayaan kadang sulit untuk membedakannya… bahkan untuk sebuah perasaan sekalipun.. hahahaha… Thanks God..

Sabtu, 28 Mei 2011

Kengerian didepan kita

Waktu itu tengah malam di Bulan April 1951, ketika sang presiden memanggil semua harian terkemuka di Amerika, dan mengatakan bahwa esok pagi akan terjadi kejadian yang akan dicatat dalam sejarah. Presiden yang sangat flamboyan itu samasekali tidak membungkam pers untuk tidak memberitakan sesuatu yang akan terjadi. Tapi untuk Negara, untuk kepentingan nasional maka sang presiden mengajak para kuli tinta itu untuk berpikir ulang untuk tidak memberitahukan atau membocorkan sesuatu yang penting atas nama Negara. Meskipun demikian sejarah mencatat bahwa invasi Amerika atas Cuba untuk menggulingkan rezim komunis Fidel Castro yang dikenal sebagai invasi Teluk Babi tersebut gagal total. Banyak hal yang tercatat dalam sejarah bahwa hal tersebut adalah awal dari intrik intrik antara CIA dengan sang presiden. Bagi kita yang sadar mestinya kita lebih bahagia dengan beberapa kejadian yang tidak terjadi di Negara kita yang melanggar batas-batas demokrasi yang diagung-agungkan oleh Amerika, bahkan juga oleh sebagian kita,, hmm, Saya pikir banyak kejadian di Negara tersebu

t yang tidak dapat terjelaskan sampai saat ini dan merupakan X file. Kematian Kennedy, Peristiwa WTC, penyerbuan Irak dll. Tetapi saya tidak tertarik untuk membahasnya lebih dalam peristiwa tersebut.

Saya hanya ingin kita membaca berita di media yang membuat nilai-nilai moral kita tidak terganggu. Apakah semua berita harus diberitakan. Apakah semua kejadian harus ditampilkan? Apakah semua yang berakibat negatif tetap harus terlihat untuk kita,, Suatu hari ditengah malam saya terbangun dan melihat orang yang saat ini mulai diingat kembali oleh kebanyakan orang Indonesia gara-gara seorang polisi Gorontalo yang sangat expresif menyanyikan lagunya yang pernah dinyanyikannya, Chaya-chaya,, ya seorang Syaruk Khan. Saat harus menyampaikan kemenangannya atas actor pria terbaik Bollywood, dia mengatkan hal yang menarik “Saya berharap anak-anak saya telah terlelap tidur dirumah dan tidak lagi menyaksikan televisi meskipun ayahnya berada di sini. Kita hidup di dunia yang tidak terbayangkan oleh semua kita. Saya tidak bisa menjelaskan kepada mereka bagaimana senjata mainannya ternyata nampak di TV untuk membunuh seseorang, saya tidak bisa menjelaskan mengapa pesawat mesti mendarat di gedung bertingkat WTC, saya tidak dapat menjelaskan kenapa orang dibunuh karena keyakinannya,,,”,, Saya bukan pengagum film India, tapi cukup kagum dengan intelektual sang aktor yang jug

a seorang ayah yang baik. Bukankan kita sudah muak dengan sambutan “terima kasih pada teman-teman, director, manager, oramg tua, dll yang telah membawa saya kemari saat ini” hehehe

Sungguh media saat ini memberitkan semua yang sangat ekspresif didepan kita melalu televisi, Koran, majalah dll. Dan untuk hal itu semuanya diganjar dengan penghargaan yang sangat prestisius. Pernahkan anda lihat foto di bawah ini yang mendapatkan penghargaan pulitzer?

Photo ini sengaja saya potong untuk tidak menimbulkan kengerian pada kita semua. Pohoto ini selengkapnya adalah ketika Jendral Nguyen Ngoc Loan mengeksekusi seorang Vietcong dengan menembah kepalanya dari sampaing. Photo ini sungguh terkenal didunia dengan cerita panjang setelahnya

dari sang pengeksekusi yang hidupnya tidak bahagia belakangan. Saya telah melihatnya sejak saya kecil, sampai saat inipun photo ini masih sering muncul d

ibeberapa majalah untuk mengenang perang kekejaman Vietnam yang sangat heroik itu. Saya juga teringat betapa sebulan penuh ketika tsunami terjadi di Aceh, harus menyaksikan sesuatu yang rasanya tidak pantas untuk kita manusia, jasad-jasad tercerai berai dijalanan kota dan desa. Atau lihatkah beberapa Koran yang mengekspose berita kecelakaan sebagai headline-nya hampit tiap hari. Kita disuguhkan kengerian seperti itu yang menjadikannya sebuah ketakutan, trauma, atau menanamkannya pada otak kita bahwa itu hal yang biasa. Seperti mahasiswa kedokteran yang akhirnya menjadikan jenasah hal yang biasa sebagai praktek laboratoriumnya.

Tapi saya terkaget-kaget ketika gempa besar dengan 8,8 SR yang mengakibatkan tsunami terjadi di Jepang pada tanggal 11 Maret 2011. Tsunami yang maha dasyat itu terekam jelas oleh beberapa orang dan diberitakan keseluruh dunia. Tsunami besar itu menghancurkan dan memusnakan berbagai hal di negara itu. Infrastruktur, industri, perdagangan, perekonomian,dan tentu saja hal yang tidak terbeli, nyawa manusia. Peritiwa tersebut setidaknya menimbulkan korban lebih dari 20.000 orang. Tapi sadarkah kita bahwa di Koran-koran, di televisi kita samasekali tidak disuguhi foto-foto yang mengerikan? Saya tidak melihat jasad-jasad manusia sekalipun, bahkan pemakaman masalpun hanya menyorot peti mati dalam sudut yang tidak fokus. Kita menjadi nyaman untuk terus mengikuti beritanya dan menyadari ini sebuah bencana besar dan sebuah peringatan dari Tuhan untuk menyadari semua yang telah kita perbuat.. tidak ada kengerian membaca dan melihat peristiwa itu. Kita bahkan mendapatkan esensi lebih bagaimana sebuah bencana ditangani dengan cepat dan kedisplinan serta keteraturan membuat semuanya menjadi lebih mudah ditangani.

Hmm saya berharap kedepan banyak media kita akan lebih bijak menampilkan semua berita, menampilkan semua gambar, menceritakan semua kejadian. Bukankah semua yang kita lihat mempengaruhi semua yang kita lakukan kedepan. Trauma & kengerian tidak harus ditularkan, akan tetapi disampaikan sebagai pesan yang mengingatkan kita, bahwa kita memiliki sesama, memiliki keterbatasan, dan kecil dihadapan Tuhan.

Minggu, 01 Mei 2011

Arsitektur Modern pada Perumahan Sederhana

Mungkin bagi sebagian kita mengenal rumah sederhana sebagai rumah yang dibiayai KPR nya dengan bunga murah karena disubsidi oleh pemerintah melalui beberapa bank yang ditunjuk. Hal ini mengacu pada beberapa perkembangan kebijakan, dimulai dari harga jual, maksimal kredit, maupun penghasilan dari pembeli rumah tersebut yang sebagian besar berpenghasilan menengah ke bawah.

Dengan harga jual yang terbatas maka logika umum menyatakan bahwa kualitasnyapun terbatas. Akan tetapi benarkah dengan keterbatasan tersebut membuat rumah sederhana memiliki arsitektur yang terbatas pula, apabila tidak ingin mengatakan sederhana?

Pertanyaan pertama, Adakah keterkaitan antara bentuk arsitektur modern dengan fungsionalitas rumah sederhana? Kedua, apakah ada keterkaitan antara arsitektur dengan luasan rumah sederhana yang masih mengijinkan T.21 saat ini?
Terakhir, adakah dari pengembang kita mempunyai style selain untuk berusaha dalam bidang ini, akan tetapi juga ikut berperan serta dalam merubah landscape kota menjadi lebih indah?

Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows Function ( bentuk mengikuti fungsi ). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur modern. Suasana degradatif ditampilkan oleh adanya arsitektur modern yang telah tidak mampu membedakan dirinya dari sebarang bangunan ( arsitektur itu lebih dari sekedar bangunan ), gubahan olah seni atau olah nalar atau keduanya tidak jelas karena prosesnya telah sedemikian mekanistik dan terformulasi keinginan untuk mendongkrak kembali degradasi ini. Hal ini justru merupakan kesalahan karena yang muncul malah cemoohan dan kelainan. Mencermati hal tersebut kiranya ada kesesuaian antara rumah sederhana yang sangat fungsional dengan nilai-nilai arsitektur modern.

Sudah seharusnya pembanguan rumah sederhana bersubsidi dibuat minimal 36-60 meter persegi. Dengan demikian perluasan ini akan mempengaruhi besaran subsidi perumahan dari pemerintah.

Selama ini pengembangan tipe rumah 21 m2 hingga tipe 36 m2 berdasarkan pada keberhasilan program keluarga berencana di Indonesia selama periode 1971 - 1997. Kiranya perlu ada peninjauan kembali kebutuhan dasar perumahan yang diberlakukan saat ini, apakah benar hunian berukuran 21 M2 itu masih layak untuk satu keluarga?

Padahal fungsi rumah saat ini bukan hanya tempat tinggal saja tetapi juga menjadi ruang usaha sehingga perlu standar yang lebih besar bagi orang tua yang mau berusaha. Bahkan kelayakan rumah sederhana setidaknya bisa mengakomodir pemisahan kamar bagi anak laki-laki dan perempuan.

Melihat perkembangan teknologi dan penyebaran informasi yang cukup cepat dewasa ini, terjadi semacam kesadaran masyarakat untuk lebih menekaknkan nilai nilai artristik dalam berbagai hal termasuk dalam pembangunan rumah, dan hal ini tentu saja membuat optimis kita kedepan bahwa antara harga jual rumah dan keindahan tidak lagi terjadi trade off akan tetapi bisa menjadi trade on.

Itu semua tergantung kita semua, pemerintah, masyarakat, dan pengembang. Mau?