Rabu, 14 Januari 2009

Seandainya semua menjelma nyata, seandainya semua doa terkabulkan..

Malang, 12 Januari 2008.. (20.05 WIB), Senin ini…

Akhir-akhir ini saya membaca hal yang suram melihat bumi kedepan… berbagai ramalan yang kadang membuat kita terperangah karena kejadian kejadian sampai dengan kiamat dunia tinggal sebentar lagi… Saya yang biasanya tidak begitu terpengaruh dengan ramalan-ramalan bahkan mejadi sangat memperhatikan ramalan tersebut.. terakhir saya melihat video dari Youtube siaran Trans TV mengenai ramalan Mama Lourenz… tahun ini nampaknya bukan tahun yang membahagiakan bagi sebagian orang di dunia, menurutnya pesawat akan kembali jatuh, bencana alam akan kembali terjadi (sebaiknya musim hujan diganti musim bencana aja kali ya… bukankah setiap tahun musim hujan selalu banjir dan longsor?)… ada 2 politikus yang akhirnya mati karena perseturuan politik yang memanas… tapi yang lebih mencengangkan dia tidak bisa meramal lebih dari tahun 2012… kenapa? Dia sendiri tidak tahu,… semuanya Nampak gelap,…. Seperti ada yang menutupi… Hah? Mungkinkah ini kiamat dunia? Atau kontrak dia dengan malaikat yang sering membocorkan rahasia Tuhan berakhir sampai tahun 2012 sehingga perlu di renegoisasi? Heheh … Seperti yang juga
diramalkan oleh Prof. Jucelino Nobrega Da Luz tentang tahun 2012… atau penafsiran tentang penanggalan suku maya dimana penanggalan mereka hanya sampai tahun 2012 jadi kesimpulannya 2012 adalah The End of Times.. benarkah itu?...

Saya melihat teman-teman bloger juga banyak membahasnya, bahkan setidaknya di 10 blog yang berbeda saya menemukan tulisan yang mirip tentang ramalan Bapak Profesor tersebut yang juga pernah meramalkan tentang tsunami di Aceh tahun 2004….
Akankah semuanya menjadi nyata?
Sulit bagi saya untuk menerima semuanya itu sebagai sesuatu yang akan terjadi di kehidupan kita semuanya… kalau memang benar, kenapa Tuhan mengijinkan beberapa orang di planet ini tahu semuanya?...

Saya hanya melihat hal-hal yang hampir seluruhnya berbau negatif saja tentang ramalan dunia kedepan…. Mungkinkah karena bumi makin tua? Bayangain umurnya dah 3009 tahun lho… setidaknya menurut penanggalan masehi… apalagi kejadian di tanah air sejak sepuluh tahun terakhir, sejak rezim orde baru berakhir seperti bencana satu dengan yang lain saling bertautan… entah apa hubungannya..

Seandainya diberi pilihan, saya pasti gak mau bisa meramal bahkan diramal sekalipun, rasanya lebih enak menjalani semuanya seperti yang seharusnya terjadi tanpa tahu terlebih dahulu… suatu hari betapa kecewanya saya ketika malam minggu mengajak pacar saya nonton bareng film korea berjudul Ill Mare.. film yang menurut saya cukup menarik dan berbau sedikit fiksi… eh ternyata diakhir cerita dia cengengesan dan bilang bahawa sebelumnya dia pernah nonton lebih dari sekali, sehingga bisa ditebak dia selalu tahu apa yang akan terjadi … padahal saya ingin dia surprised melihat film yang bagus walau terasa agak dingin banget melihat salju turun sendirian….

Adakah selain ramalan yang membuat kita sadar untuk tetap berbuat yang terbaik setiap harinya sehingga tidak perlu kuatir apapun yang terjadi didepan…
Tetapi teman saya mengatakan bukankah semuanya demi kebaikan, sehingga kita bisa menghindari semuanya yang dapat mencelakakan kita… kalau itu terjadi… tapi kalau itu tidak terjadi anggaplah itu sebagai biaya… tetapi bisa menjadi biaya yang cukup besar bahkan bisa didefinisikan sebagai kerugian apabila tidak terjadi… Jadi kata penghiburannya adalah mulailah percaya pada nasib… lalu tentu saja kita bisa tahu siapa yang menetukan nasib kita… lebih mengerikan lagi kalau tiba-tiba temen kita bisa menjadi peramal kehidupan orang kelak melalui garis-garis pada telapak tangan kita… saya yang sering mencuci mobil sendiri pasti akan protes keras…. Bukan karna garis nasib saya gak karu-karuan… tapi karena saya sangat ketat anggaran sehingga sering cuci mobil sendiri, cuci piring, cuci pakaian semuanya sendiri, hasilnya bisa ditebak…. Wah… wah..wah masak saya harus bernasib jelek hanya karna gara-gara hal yang positif? Hehehehe…

Nah mulailah rasanya kita sekarang memilih kehidupan sukma dibanding dengan kehidupa roti… sanggup gak? Kadang tergantung kepada siapa juga kita bertanya… mungkin kita flash kebelakang ketika Majalah Tempo dibredeil pada jaman ORBA… sebagian yang memilih roti ya hijrah ke Gatra, sedangkan yang memilh sukma tetap bertahan sampai jaman berubah…. Namun kadang saya bertanya dalam hati… begitupula banyak orang-orang sukses yang mengajak kita lebih ke sukma …. Eit tapi jangan-jangan yang ngajak ke sukma karena udah kenyang makan roti hehehehe… rasanya tidak begitu… begitu banyak banyak martir yang tidak pernah menikmati kehidupan selagi awal dan rela mati demi keyakinannya…

Rasanya seperti yang saya kemukakan di awal… mau seperti apapun dunia kedepan, mau seperti apapun ramalan yang setiap kali muncul… sudah seharusnyalah kita bertambah baik kerena…
Kesadaran adalah matahari…. Mau?

2 komentar:

  1. Pak Ben..hari gini ya, udah tau ada ramalan n segala macam tentang end of days kayak gitu, kok masih aja ada pertikaian kayak di jalur Gaza. dua hari yg lalu di kantor pas makan siang aku nonton TV di bu Anik, beritanya exclusive report dari sana. Si Reporter dan Juru Kameranya itu kalo dilihat hanya seratus meter dari lokasi sasaran missile lho..Sungguh membuat miris, mereka bisa aja kena..Mirip ama Dana Evans dan juru kameranya di ceritanya Sidney Sheldon, The Best Laid Plans. Bedanya si Dana ini di Sarajevo, sekarang alhamdulillah udah nggak perang lagi. Oh God...kenapa ya nyawa itu seakan gak berarti, padahal bisa aja mereka itu manusia yg sangat berkompetensi, iya nggak Pak? Serdadu Israel itu juga cewek2 belia lho..umur 17 paling udah turun..yang seumuran aku apalagi pasti banyak, kok mereka tega ya..pokoknya mereka tinggal angkat senjata ya..aku aja meski nggak peka gini masih untung punya hati

    BalasHapus
  2. keterpaksaan membuat semuanya bisa diwujudkan, betapapun sulitnya itu...

    BalasHapus