Sabtu, 03 Januari 2009

Sebuah Permenungan, saat kita beberapa kali ke Malioboro

31 Desember 2008 : Jam 22.10

Ada yang telah beberapa kali mengunjungi Yogyakarta? Dan tentunya singgah di Jalan yang panjangnya sekitar 1 kilometeran itu (Pasar Beringharjo bukan Jalan Malioboro lho…)
Saya sendiri hampir puluhan kali karena saya kuliah disana… beberapa kali diantaranya saya meningap di sebuah hotel kecil bersahaja yang sangat bersih dan mempunyai teras setiap kamarnya… sehingga kadang bisa buat belajar saat jenuh di dalam kamar… Ini bukan karena wisma MM-UGM penuh.. tapi saya sering ingin menemukan nuansa lain bila menginap di jalan yang termasyur itu… Saya bisa saja tiba-tiba kalau lapar ditengah malam, keluar dan pasti masih mempunyai pilihan menu pinggir jalan yang bervariasi dan tidak menguras kocek samasekali.. kalau sedang ingin refreshing pun, jalan-jalan sepanjang pertokoan itu membuat saya nyaman meskipun tidak membeli apapun…

Tahun Baru ini saya bersama keluarga juga ke Yogya… menghapuskan kepenatan selama setahun dituntut menyelesaikan semuanya lebih cepat, lebih baik baik, lebih efektif dan lebih efisien… semuanya harus lebih dengan imbalan hanya sebuah gengsi pribadi… cukup itu saja…
Saya sering makan gudek pinggir jalan di dekat gang hotel mutiara yang lama.. atau minum es jogger yang hanya seribu…. Sekarang ditambah menu baru J. CO donut… suatu fenomena produk lokal yang menantang produk global dan berhasil tapi samasekali tidak pernah dibahas dalam kasus-kasus manajemen di kampus… kenapa ya? Dosen-dosen lebih menyukai Starbuck, General Motor yang sudah mau koit, Wal-Mart dan semua yang serba dari sana… Padahal sejarah donat cukup panjang… saya mulai memakannya ketika saya belum sekolah.. ikut Ibu saya ke pasar… siapa yang tidak tertarik dengan warna-warni coklat yang mengundang rasa tersebut….. dan hebatnya sampai sekarang masih ada lho dengan harga seribuan….

Tahun baru ini ketika jalan-jalan pagi dan malam , saya baru teringat akan seseorang yang selalu saya temui disepanjang jalan itu…. Tidak hanya sekali, tapi berkali kali… mereka yang baru dua kali saja pasti pernah bertemu dengannya..
Saya tidak tahu namanya, umurnya pastinya lebih dari 70 tahunan , memegang tongkat disebelah kanan karena kaki kananya kutung dan sebagai gantinya ditutup dan disambung dengan menggunakan bambu yang cukup besar… saya tidak tahu siapa dia dan sejak kapan mengemis di Malioboro…. Saya menjepretnya dari belakang karena tiba-tiba sosok itu lewat saat saya sedang sarapan di Gudek lesehan depan hotel saya..
Foto ini saya jepret tgl. 31 Desember, dihari terakhir tahun 2008…. Saya tidak tahu kekuatan apa yang membuatnya bisa bertahan disepanjang jalan itu… kadang saya sedih melihatnya, saya merasakan dia bisa saja kesepian ditengah keramaian… saya selalu melihat dia sendiri.. tidak bercakap dengan siapapun dipinggir jalan itu… tapi jangan harap anda menemukan sosok yang terperosok dalam kesediahan… suatu kali saya pernah mengajaknya bicara dan yang timbul adalah keceriaan hidup… entahlah… keramaian orang mungkin bisa membuatnya bahagia… tapi sepertinya bila jalan pagi saya melihatnya dia dalam kesepian luar biasa… termenung sendiri…
Adakah pembaca yang pernah melihat sosok yang saya ceritakan barusan… atau andakah keluarga dari nenek tersebut… sampai kapan kita akan terus melihatnya ketika kita pergi ke Maiboro?....
Saya bukan orang luar biasa yang bisa membantu orang dalam keadaan apapun.. Saya bukan Butet Yogya yang bisa membuat semua orang tersenyum, bahkan tertawa terpingkal-pingkal… Saya juga bukan Santa Claus yang bisa menebar hadiah pada siapapun (tapi kayaknya cuma sama anak-anak aja deh.. hehehe)…
Saya bukan siap-siapa… cuma the passer by… yang melihat betapa kita masih mempunyai orang-orang yang luput kita perhatikan… mempunyai Ibu yang menderita terlunta-lunta dipinggir jalan… saya hanya orang yang bisa bersedih dan terharu tanpa bisa berbuat apa-apa… dan doa kecil semoga semuanya bisa berubah…
Adakah dari kita yang bisa berbuat lebih dari itu… mempunyai kemampuan untuk merubahnya, dekat dengannya… atau apapun namanya membuat kita bisa tersenyum dan menginspirasi kita semua…
Sedangkan saya hanya bisa termenung sedih… meninggalkannya dengan perasaan bersalah dan berharap ada 10 orang seperti saya lewat didepannya dan membuat dia bisa menikmati sarapan paginya dengan lebih baik… semoga..

Saya juga ingat ibu saya, yang membesarkan saya selama ini, tanpa meminta apapun dari saya… tak pernah sebanding apa yang dia telah berikan dengan apa yang bisa saya perbuat terhadapnya… Hari Ibu belum lewat 2 minggu… saya ingat saya yang jauh darinya hanya bisa sms “I luv yu mum…, thank for everything yu give to me”..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar