Senin, 07 November 2011

When I’m happy look my mum at hum..

Suatu hari berjalan menuju Incheon city melalui Subway dari Icheon merupakan petaka hati tersendiri… Saya berharap mencapainya sebelum jam menunjukkan jam 11 malam ketika kereta terakhir lewat… sayang rasanya saya terlalu banyak minum aqua disebuah warung pinggir jalan yg menjual Taebugi, sebuah percampuran antara saos yang teramat pedas dan rasa gurih yang seksi sekali… Jadilah saya mesti mencari toilet diujung persimpangan di stasiun Sigurkki… bersih sekali tempatnya, dengan aroma wangi yang jarang tercium di toilet kantor saya sekalipun… Itsn’t reasonable that I must prepare from home … da ya? Huh… But it’s the start when I look something …

Ibu itu berumur 65-an, seumuran dengan my mum yg mungkin sedang nyenyak dengan bantal gulingnya bersama mimpinya yg selalu diutarakannya ke anak2nya yg datang mengunjunginya…. I always hear you, mum… tapi malam ini ak melihat Ibu yang lain, Ibu yang letih, seharian membersihkan kamar mandi… but tapi saya tidak salah melihatnya tadi…. Saya masuk ke toilet Pria!!!! Dan saya masih seorang pria!!!!!... Oh my God… saya langsung lemas memikirkan itu dan berupaya mengingat mimpi saya yang lain yg bisa membuat mum bahagia…

Saya diantara kebingungan,, apakah ini hal yang benar yang seharusnya terjadi atau saya hanya dihantui rasa kasian.. Kalau saya pikirkan lagi rasanya berumur 65 tahun adalah umur yang masih bisa produktif… Bukankah kita bisa akan lebih awet muda baik secara phisik maupun dari daya ingat apabila kita terus bekerja dan berpikir… Daripada kita menikmatinya dengan hidup sebagai seorang pensiunan yang mengambil pensiun terjadwal setiap bulannya, menjemukan dan menjadi hari yang cukup panjang… Saya hanya berpikir, tidak adakah pekerjaan lain yang bisa diperbuat selain pekerjaan seperti itu dan semalam itu…

Saya ingat terakhir melihat Ibu saya yang telah renta ketika saya datang kerumahnya sedang membersihkan halaman rumah dari dedauanan yang jatuh berserakan sambil sering berhenti sebentar merasakan encoknya yang kumat kumatan…. Itu membuat saya merasa bahagia, dia masih dapat bekerja atas nama kebebasan yang diinginkan di sebuah negara yang semerawut dan jaminan sosial yang masih jauh dari sempurna… I luv u Mum…

Jumat, 04 November 2011

catatan Akhir Minggu

Enam bulan ini mungkin enam bulan yang aneh, semua kehidupan saya mungkin seperti Mr. Dahlan meski hasilnya seperseratus dari beliau hahahaha... berangkat jam 06.30 dan pulang 19.00... Mengejar apakah saya dengan seperti itu... angka angka yang gemilang tidak bisa menjadi ukuran saya bahagia... prestasi bagus tidak menjadikan saya melambung tinggi...
Beberapa hari terakhir saya bertemu ritme, bertemu kegalauan, tantangan dan teman-teman yang mengejar target... tapi apakah semua itu mimpi semu... Pernah saya ingat dalam 3 tahun berturut-turut bisa mencapai kredit dengan tingkat kemacetan 0,00 % dan ekspansi selalu diatas 150% dan cukup mendapatkan nilai baik dan gengsi dari pekerjaan yang ada... di sebuah rapat rutin bulanan mungkin mendapatkan aplaus.. tapi sepulang kerja saya lebih senang membaca Sandiago Uno sedang menikmati marathon 10 K di Sydney... dan selalu memantau perkembangan nilai usahanya yang menjadi besar karena suatu credo yang singkat "kerjo, kerjo, dan kerjo... hasil yang setara... Anak muda 41 tahun itu mempunyai asset terbesar kesembilan di republik ini... apakah saya mengejar materi... waittt... sebenarnya sedari kecil saya hanya mengetahui satu hal bahwa kerja bagus membuahkan hasil yang setara...
Hidup adalah sebuah pilihan ... pilihan yang terlihat baik bisa saja menghasilkan hasil yang setara, tapi bukan mustahil sebaliknya... adakah hubungannya dengan nasib yang mungkin bisa diramal sewaktu waktu dipinggiran jalan kecil disebuah tempat dimana menjadi ramai dan membuat saya tersenyum... seorang teman mengatakan kepada saya untuk tidak sering sering mencuci mobil sendiri karena pengaruh sabunnya bisa membuat garis tangan kita berubah sehingga mungkin nasib kita berubah pula.... hahahaha.. Tahukan anda bahwa semasa SMA saya sering melihat iklan di majalah Tempo dimana sebuah klinik di Jakarta bisa merubah garis tangan kita secara manual dan diharapkan nasib kitapun bisa berubah baik... haha, ini iklan yang sungguh membahagiakan dikala senggang dan buat tersenyum sendiri...
Saya pikir apa yang saya rasakan sebenernya tidak terlalu benar dan agak sentimentil... Tuhan telah memberikan beberapa pilihan, yang bisa dijalani maupun yang tidak... dan kita bisa membuat bahagia dengan semua pilihan tersebut... kenapa tidak?
Liburan panjang disaat cuti, menikmati matahari tenggelam di pantai Kuta, menikmati batu dari puncak tertinggi Panderman... dan reuni kecil dengan teman-teman semasa kuliah... membuahkan sensasi diluar rutinitas yang menjemukan... waittt... Doa membuat kita juga hidup dengan lebih bersyukur...
Bersyukur tidak menjadi seorang sandiago karena tidak memikirkan hutang, permasalahan perusahaan dan tetek bengeknya... bisa jalan-jalan di mall mall kota tanpa diketahui kita siapa... menarik bukan...
Rasanya rasa syukur menjadi kata terakhir kita untuk bisa bahagia dengan pilihan yang terjadi dikehidupan kita... loh kok terjadi? ya karena belum tentu kita semua dulu memilih jalan yang saat ini ada dikehidupan kita...
Bahagia bisa berarti kesederhanaan, pertemuan hati yang merasa bersama, rasa bersyukur atas semua yang terjadi... dan saya terkaget ketika Tolstoy menuliskan judul novel yang selalu saya ingat, Tuhan Maha tahu, tapi Dia menunggu... sebuah pilihan...
Semoga akhir pekan saya tetap indah... semangattt