Di suatu malam Paskah yg benar-benar dingin, saya melihatmu hanya sekejap sebelum akhirnya masuk di Kapel satu2nya di kota kita…. 10 tahun kemudian saya melihatmu pada kapel yg sama bersanding dengan seseorang… tampak senyum tipis dengan ribuan makna…. Bahagia pasti salah satu diantaranya… Tuhan memberimu seorang lelaki yang sering kau ceritakan… “suatu hari dia akan datang dari tempat yang jauh membawa sebuah janji kedepan untuk membahagiakan aku”, katamu suatu hari.. “aku tidak akan membiarkanmu sendiri dan bersedih bila semuanya memang harus bersediah… aku akan meluputkanmu sesulit apapun itu”… Aku termenung mendengar ceritamu yang belum bisa kubedakan dengan sebuah mimpi…
Saat itu aku berpikir, aku juga berasal dari jauh… bahkan cukup jauh… lihatlah warna kulitku berbeda denganmu…. Lihatlah cara bicaraku yang sering kau tertawakan karena tidak pas untuk melafalkan nama kota kita….
Aku juga bisa berusaha akan berbaik-baik denganmu bila kau inginkan untuk bisa menghiburmu dan menahanmu untuk tidak menangis…
Tapi bagaimana aku harus menyampaikan padamu, jika waktu itu singkat sekali, membingungkan aku, antara ketakutan kehilanganmu dan perasaan tak berguna bila melihat kelebihanmu…
Aku selalu datang kerumahmu di hari Sabtu dan Minggu, selalu berharap ada kemajuanku untuk memberanikan diri bersikap… untuk berhenti membohongi diriku sendiri… tapi aku selalu tidak berhasil… aku selalu melihat bahagiamu diantara cerita-ceritamu yang harus kudengarkan… tanpa sedikitpun aku bisa jujur …. Tanpa aku bisa mengatakan “Aku didepanmu Si!!! Pria itu bisa saja aku Si!!!
Sisi tersenyum, sedikit berlari dan menarik tanganku dengan sedikit berbisik… ssst.. ceritaku dulu bukan hanya sekedar cerita… lihatlah dia… bukankah sama dengan ceritaku dulu… kau pasti kaget mengenalnya Ben…. Tuhan menguping ceritaku dulu padamu… kau harus mengenalnya…
Ak termenung dan tergetar menyalami pria didepanku… pria setinggi sekitar 5 cm di atasku dengan wajah tampan natural, senyum tipis penuh ketulusan… ak merasakan tidak ada bedanya dengan cerita Sisi… aku jadi bisa menerimanya… Seandainya kamu tahu Si… “Kamu Benny ya yang sering diceritakan Sisi”.. rasanya Sisi mendeskripsikan seseorang dengan tepat”… Ben, ak Nanda…
Itu sepenggal perkenalan paling parah bagiku untuk seseorang yang telah mengambil hati yang selalu kupinta dalam doaku… untung Tuhan tidak pernah menonton film Jim Carey…. Bayangin aja kalau setiap doa dikabulkan Tuhan ..
Saat ini Sisi dan Nanda tinggal di Timika, sebuah kota pertambangan yang cukup jauh dari Mimika.. kami bertemu di Kapel yang sama di kota kita berasal.. ada rasa sesal dan bahagia melihat mereka berdua… Bantu ak ya Si, untuk tidak bercerita yang lain lagi tentang mimpi-mimpimu…
(One day in the life time : Sisi di sebuah kota yang sama dengan hati yang berbeda)
Senin, 08 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar